perjalanan lalat hijau

LALAT HIJAU, sebuah catatan perjalanan untuk beberapa waktunya ke depan


first goodnight at may

Selamat malam, sepi sekali bulan ini. Sejak beberapa minggu ini aku hanya di rumah dan tidur-tiduran, sangat berat rasanya untuk menelpon atau mengirim sms pada kawan-kawan sekedar menanyakan kabar mereka walaupun sangat ingin. Aku merasa rikuh untuk mengganggu mereka yang mungkin sedang sibuk dengan hidupnya dan memaksa mereka membalas sms yang tak penting, mahluk macam apakah yang sedang merasuki tubuhku? Di lingkungan yang buru-buru aku beri cap "tidak ramah", diantara pandangan-pandangan para saudara yang aneh dan seperti menuding-nuding "apa saja yang telah kaulakukan disini?", aku cuma berusaha melawannya dengan pandangan yang tak ramah juga, dan kamipun hanya sebatas sebuah panggilan tanda adanya hubungan darah. Rasa malu sedang memakai topeng sebuah kesombongan . Dan tidur-tiduran, nonton TV, malas-malasan, dan makan secara ugal-ugalan memang terbukti berhasil menjadi salah satu cara untuk menghindariku atas curiga yang berlebihan selain juga berhasil menambah berat badan, tapi baru hari ini aku merasakan akibatnya; entah ini salah urat atau apa tapi sejak bangun siang ini leher dan rahangku seperti kaku, nyeri seperti sedang memikul sekarung beras sepanjang hari, susah sekali membuka mulut. Akupun lantas membayangkan film "Se7en", the seven deadly sin, salah satunya adalah rakus. Sudah.. sudahlah lupakan omonganku itu.
Minggu depan sebuah wawancara menunggu lagi, sejujurnya aku agak takut. Untuk sesaat aku terkejut menyadari minggu ini dan minggu depan begitu jauh perbedaannya. Ya sampai sekarang aku belum mendapat kepastian jika memang aku diterima, dimana aku akan ditempatkan, Jakarta atau menyeberang ke Kalimantan, 2 tempat yang belum pernah aku injak. Bila itupun sudah terjawab, aku kembali sedikit bingung, apa yang akan aku kerjakan di sebuah perusahaan pertambangan, pertambangan apa juga belum jelas. Dan akupun kembali membayangkan sebuah film; "Si Doel Anak Sekolahan I", memang Rano Karno sungguh hebat. Untung saja aku sudah tak memiliki ayah. Tapi ini tetap berita yang tidak seharusnya kusambut dengan sikap seperti ini, benar juga kalau dibilang ini blog yang cengeng, seperti Obbie Mesakh yang mengeluh dan bertanya pada semut merah, disini adalah tempatku mengadu pada lalat hijau, sebelum kemudian kuusir dengan kasar.

0 Responses to “first goodnight at may”

Posting Komentar


Web This Blog


XML

Powered by Blogger

make money online blogger templates




Free chat widget @ ShoutMix

Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign
Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign!



© 2006 perjalanan lalat hijau | Blogger Templates by GeckoandFly.
blog ini berisi catatan, kenangan, keluhan, caci maki, khayalan, pengakuan, tiruan, dan hasil kopi paste
blog ini tidak ada hubungannya dengan lalatx atau padepokan silat tertentu, pengelola sebenarnya tidak suka warna ijo!