perjalanan lalat hijau

LALAT HIJAU, sebuah catatan perjalanan untuk beberapa waktunya ke depan


_ yang Baik

_ yang baik,

Aku sudah setengah bulan di sini tapi malam ini masih sempat keblasuk lagi. Tapi ga papa, kali ini jalannya memang baru kok.

_, kamu paling percaya kalau setiap waktu dan peristiwa itu cuma mengulang-ulang saja. Herannya, di sini pun, aku sering merasa demikian. Kalau ini sebuah karya tulis, orang akan bilang ini jiplakan. Kalau ini sebuah film, orang akan bilang ini klise. Mungkin hidupku.. eh aku.. ini memang penuh dengan klise. Bukan hanya kamar, jadwal atau barang-barangnya. Kamu sendiri adalah pengulangan. Kamu mungkin belum pernah mendengar tentang orang itu. Lebih mengerikannya lagi, yang paling membuatmu sangat mirip dengan dia adalah saat kamu menghadap ke belakang. Tapi seperti yang pernah kubilang, aku anggap itu membuktikan bahwa kamu bukanlah orang itu, kamu bukanlah pengulangan sejarah, kamu bukan barang jiplakan dan bukan hal klise, atau anggaplah ini sebagai harapan sekaligus pujian jujur, kamu itu lebih baik.

_, aku ingat kamu pernah tanya lebih enakan mana, berjalan di tengah keramaian dengan ramai-ramai bersama teman atau sendirian saja. Aku kira itu tergantung. Berjalan di tengah keramaian akan terasa lebih enak sendirian, asalkan tinggimu di atas rata-rata. Hanya menurutku, jangan sampai kamu berjalan beramai-ramai dengan teman-teman yang tingginya semua di atas rata-rata. Soalnya kalau di film-film monster, biasanya penduduk kota liliput akan segera menembaki mahluk-mahluk raksasa itu. Sebaliknya, kalau kamu kecil dan beramai-ramai biasanya situasinya akan lebih simpatik atau bahkan romantis.
(Eh, kamu heran nggak, kenapa mahluk-mahluk raksasa di film itu sering jalan-jalan tanpa tujuan atau selalu makan tanpa pernah kenyang?)

_, hari ini sehabis pulang kerja siang tadi aku cuma langsung membersihkan kamar. Debu campur pasir yang membuat semut datang dan naik ke kasur sudah tidak bisa ditolerir. Tidak butuh waktu lama. Sekarang kamarku sudah lumayan, tapi masih tetap seperti katamu. Yang kusebut dengan bersih-bersih dan merapikan masih seperti sekadar menata rapi sekumpulan rongsokan. Eh, kamu ingat kan film idola para orang tua kita. Apa judulnya? Papa, Can't You Hear Me Sing. Iya, jangan menyepelekan dong. Rumahnya tuh dindingnya dibuat dari botol-botol ijo seperti bekas botol kecap yang ditata rapi. Jadinya malah bagus, seperti berdindingkan batu giok.

_, aku ngomong sendirian lagi.

Klik sini buat yang penasaran lanjutannya...


Web This Blog


XML

Powered by Blogger

make money online blogger templates




Free chat widget @ ShoutMix

Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign
Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign!



© 2006 perjalanan lalat hijau | Blogger Templates by GeckoandFly.
blog ini berisi catatan, kenangan, keluhan, caci maki, khayalan, pengakuan, tiruan, dan hasil kopi paste
blog ini tidak ada hubungannya dengan lalatx atau padepokan silat tertentu, pengelola sebenarnya tidak suka warna ijo!