Dari dulu sampai sekarang, kalau ditanya hobinya apa, saya kadang bingung. Bagi saya, orang yang mengaku punya suatu hobi, biasanya juga otomatis punya ciri seperti; dia lebih jago dari kebanyakan orang soal bidang hobinya itu, dia juga rela keluar duit atau waktu lebih dibandingkan orang kebanyakan demi hobinya itu, dia juga biasanya akan sangat senang menjelaskan kepada banyak orang tentang hobinya itu, dia sangat enjoy melakukan hobi itu, atau minimal dia konsisten melakukannya dari sejak lama hingga sekarang.
Waktu kecil saya paling hanya menyebut menggambar sebagai hobi saya. Saya memang waktu kecil suka menggambar, tapi ikut lomba hanya dua kali dan satu kali juara harapan 1 atau 2 saja. Setelah dalam lomba kedua, di level lebih tinggi, saya kalah, saya tidak pernah ikut lomba menggambar lagi. Padahal, level kedua lomba itu bukan yang tinggi-tinggi amat, kalau tidak salah paling tinggi hanya setingkat kecamatan. Selepas SD, saya makin tidak pernah menggambar. Waktu remaja, saya sekarang malah tidak ingat apa hobi saya waktu remaja. Mungkin waktu remaja saya lebih bingung lagi jika ditanya orang soal hobi. Ini karena saya merasa harus menyebutkan hobi yang umum saja, yang bisa dipahami orang, yang tidak dianggap aneh, yang tidak memunculkan persepsi ganjil di kepala mereka.
Tentu saja sebenarnya waktu remaja saya punya kesukaan atau lebih tepat disebut aktivitas. Kebanyakan berupa olahraga. Main basket misalnya. Tapi, untuk bisa disebut hobi, saya merasa itu kurang pas. Apalagi dalam main basket saya pun tidak pernah jago. Yang lebih sering saya lakukan adalah menghafalkan atau membuat daftar pemain-pemain basket, atau juga pemain bola di buku tulis untuk kemudian diacak dan dijadikan tim-tim all star, ceritanya. Kadang dibagi berdasar abjad, bulan lahir, hingga undian ala liga Champion atau Piala Dunia. Yap, itu sudah saya lakukan sebelum muncul permainan serupa di komputer/PS. Apa ya namanya? Championship Manager? Saya malah tidak pernah memainkan yang di komputer itu.
Ketika mulai melamar pekerjaan, pertanyaan soal hobi ini makin wajib harus saya jawab. Entah siapa yang meyakinkan para HRD perusahaan bahwa kepribadian seseorang bisa dibaca lewat hobinya. Padahal, bisa saja bohong kan? Atau kasus seperti saya mungkin belum dipikirkan para psikolog atau HRD-HRD tadi. Jadi, biasanya, dalam surat lamaran atau interview saya menjawab hobi saya adalah membaca, nonton film, browsing. Kadang, saya tambah juga travelling. Ini karena pekerjaan yg saya lamar memang nyambung dengan hobi hobi seperti itu. Tapi, kalau jawaban agak santai (maksudnya bukan dalam lamaran, tapi mungkin dalam biodata di internet), saya biasanya menambahkan mendengarkan musik atau mengoleksi musik sebagai hobi. Tapi, sejujurnya dalam mengisi jawaban seperti itu pun, saya tidak sepenuhnya puas. Saya masih merasa ragu, entah kenapa. Apakah saya bohong? Tidak. Saya memang suka melakukan semua itu. Setidaknya saat menjawab tadi, termasuk waktu masih mengisi hobi saya travelling (kini saya sadar, travelling sama sekali bukan hobi saya). Hanya saja, sekarang saya sering berpikir sendiri. Membaca? Berapa banyak buku sudah selesai kamu baca? Sejujurnya banyak yang tidak benar benar selesai. Nonton film? Mestinya sering ke bioskop donk? Tapi nyatanya sangat jarang. Bahkan nonton dvd atau di komputer pun belum tentu 1 bulan sekali. Waktu itu, jika ada waktu, saya biasanya tipe yang langsung nonton 2-3 film sekaligus. Kalau, mendengarkan musik? Lho, siapa sih yang tidak suka? Semua orang melakukannya! Bisakah yang seperti itu disebut hobi? Mengkoleksi musik? Koleksi musik saya yang legal adalah dalam format kaset dan terakhir dibeli waktu masih kuliah. Soal nonton film lebih parah, saya bahkan kini tidak menyimpan satu keping VCD atau DVD film sama sekali. Untuk musik, sekarang, yang bisa saya lakukan hanya donlot MP3 saja. Kalau hanya gratisan dan ilegal begitu, rasanya tidak pantas ya saya menyebutnya hobi. Dan saya juga sering malu karena meski memang suka mendengarkan musik dan mengkoleksi musik, sampai sekarang saya tidak bisa memainkan alat musik apapun.
Setelah menikah dan punya anak, praktis hanya mendengarkan musik dan koleksi MP3 yang masih saya lakukan. Membaca sudah bertahun tahun tidak dilakukan. Nonton film, dalam 3 bulan 1 film pun sudah bagus. Browsing? Itu hanya untuk kerjaan dan saya sudah tidak merasa fun lagi melakukannya. Menulis? Itu pernah saya tulis juga. Tapi, kini rasanya tidak cocok lagi saya tulis karena memang tiap hari saya harus menulis untuk kerjaan. Untuk menulis just for fun, itu sudah sangat lama tidak saya lakukan, terlebih juga akibat era socmed yang membuat tulisan harus pendek-pendek. Dan saya sendiri sepertinya sudah makin kehilangan minat untuk melakukan hal-hal baru. Masak sih kalau ditanya hobinya apa, saya harus menjawab, membuat playlist di Winamp yang sudah outofdated itu sebagai hobi. Terdengar seperti hobi yang menyedihkan bukan?
Sebelum ini
Bulanan
- April 2005
- Mei 2005
- Juni 2005
- Juli 2005
- Agustus 2005
- September 2005
- Oktober 2005
- November 2005
- Desember 2005
- Januari 2006
- Februari 2006
- Maret 2006
- April 2006
- Mei 2006
- Juni 2006
- Juli 2006
- Agustus 2006
- September 2006
- Oktober 2006
- November 2006
- Desember 2006
- Januari 2007
- Februari 2007
- Maret 2007
- April 2007
- Mei 2007
- Juni 2007
- Juli 2007
- Agustus 2007
- Oktober 2007
- November 2007
- Januari 2008
- Februari 2008
- Maret 2008
- April 2008
- Mei 2008
- Juni 2008
- Juli 2008
- Agustus 2008
- September 2008
- Oktober 2008
- November 2008
- Desember 2008
- Januari 2009
- Februari 2009
- Maret 2009
- April 2009
- Mei 2009
- Juni 2009
- Juli 2009
- Agustus 2009
- September 2009
- Oktober 2009
- November 2009
- Desember 2009
- Januari 2010
- Februari 2010
- Maret 2010
- April 2010
- Mei 2010
- Juni 2010
- Juli 2010
- Agustus 2010
- September 2010
- Oktober 2010
- Desember 2010
- Januari 2011
- Februari 2011
- Maret 2011
- April 2011
- Mei 2011
- Juni 2011
- Agustus 2011
- September 2011
- Oktober 2011
- November 2011
- Desember 2011
- Januari 2013
- Maret 2013
- Maret 2015
- Mei 2015
- Februari 2022
Egos&Temans
- alterpedia
- onemoretunes
- onie
- julie
- dwi
- carol
- jessie
- dian
- tyka
- vero
- panjul
- daru lak
- debbie
- rossalyn
- bayu
URL Lainnya
- titikoma | dead air | koil | andreas-h | enda-n | eka | kliping buku | hoax | saltum | DRS | biopsychiatry | jogja | pasarsolo | mediabersama | matabaca | ruangbaca | indymedia | youtube | indoprogress | popculture | kunci | endonesa | rumah kiri | marxist | NLR | marxists | burgomeister | manybooks | OBT | donlot youtube | sing365 | deviantart | songmeanings | imdb | britfilm | readprint | googlelit | gutenberg | links indo | digital books | books download | preterhuman | information | mininova | wikipedia | anarchopedia | uncyclopedia | stanford | myth | encyclopedia | alamat | teori | lit-teori | misshacker | awful | vtunnel | make up | tutorial | mandarjn | banner | colors | javascript | blogthings | archive | nguping | lentera
XML
kalo sy juga opunya hobi gan,HOBI SAYA MENGGAMBAR