Hanya ibukotalah yang tak pernah pantas menyandang sebutan ibu. Tetapi kawanku bilang seorang ibu memang akan nampak begitu kejam ketika tiba masa ia menyapih anaknya. Aku sendiri tak ingat apa yang ada di pikiranku saat aku disapih dulu karena walaupun suatu saat seorang balita menganggap ibunya sendiri telah berubah kejam, ia tak akan dapat lari kemana-mana selain menangis dan kembali ke pelukan ibunya yang selalu membuka tangannya lebar-lebar. Bagaimana pula dengan ibukota yang kusebut di atas? Benar, ia telah menutup rapat-rapat kehangatan buaian bagi anak-anak tirinya. Untuk setiap tetes keringat kami, si anak tiri yang hanya boleh melihat wajahnya saat ia berkenan memanggil kami dengan nama-nama julukan sesuai ciri-ciri fisik dan kebiasaan satu- satu dari kami.
Hari Senin, hari yang penuh kesibukan, kewajiban dan tugas pekerjaan yang mengendap di tiap-tiap meja dan tas kerja. Beberapa pria dengan kemeja resmi, celana kain dan dasi tak lagi punya waktu untuk menengok arloji mereka, suara-suara yang bergema di sudut-sudut stasiun itu kedengaran seperti sudah tak sabar dan lelah, sama seperti mereka juga. Sambil menjinjing tas kulit, sebagian lagi mengepitnya, mereka harus berlari dengan langkah sebesar mungkin, cepat, jika bisa melebihi cepatnya roda-roda kereta yang mulai mendesing dan mengaum itu. Sore hanya tinggal menyisakan bau keringat, mungkin ditambah bau asap rokok dan asap mesin kendaraan.
Tubuhnya hitam, dengan postur yang bisa disebut kurus dan pendek, dengan lincah ia bergelantungan, terkadang berlarian dan lalu melompat sambil meraih pegangan pintu kendaraan itu. Topi lusuh yang melindungi rambut setengah gondrongnya tak pernah lepas seakan-akan ia dilahirkan sudah dengan mengenakannya. Suaranya jelas, keras dan tegas, bahkan dengan nada datar sekalipun. Tadi aku mengira aku dapat memejamkan mataku di dalam bus ini, ternyata tidak, pria kecil itu terus saja berteriak, “Ya masih muat…, pak tolong ke belakang pak,.. ayo belakang diisi dulu, ya masih.. masih muat!”. Dan suara mendecit dan meraung silih berganti menantang suaranya, bau keringat semakin kuat, mendesak oksigen yang terasa semakin menipis.
Jangankan ngobrol, berteriak sekalipun, sang sopir masih merasa perlu untuk membaca gerak bibirku sambil mencondongkan telinganya. Televisi kembali menipuku, atau memang bajaj yang digunakan untuk syuting film Bajaj Bajuri itulah yang istimewa dan lembut suaranya sehingga Bajuri bisa dengan santai mengobrol dengan para penumpangnya sepanjang perjalanan seperti di taksi. Beberapa puluh menit kemudian kami telah sampai, tubuh kami tidak terasa bergetar, biasa saja seperti sehabis naik motor. Aku kembali merasa bodoh lagi, tak lebih bodoh saat banyak yang mentertawakan aku karena rela membayar ongkos bajaj seharga 25.000.
Ibu, baru sekali ini kujumpai ibu yang demikian membuat takut anak-anaknya. Tak tahu kenapa ia disebut sebagai ibu, aku kira bangsa ini masih lebih suka memuja para bapak. Ah ibu, aku lupa bagaimana rasanya dulu kau menggendongku.
Sebelum ini
Bulanan
- April 2005
- Mei 2005
- Juni 2005
- Juli 2005
- Agustus 2005
- September 2005
- Oktober 2005
- November 2005
- Desember 2005
- Januari 2006
- Februari 2006
- Maret 2006
- April 2006
- Mei 2006
- Juni 2006
- Juli 2006
- Agustus 2006
- September 2006
- Oktober 2006
- November 2006
- Desember 2006
- Januari 2007
- Februari 2007
- Maret 2007
- April 2007
- Mei 2007
- Juni 2007
- Juli 2007
- Agustus 2007
- Oktober 2007
- November 2007
- Januari 2008
- Februari 2008
- Maret 2008
- April 2008
- Mei 2008
- Juni 2008
- Juli 2008
- Agustus 2008
- September 2008
- Oktober 2008
- November 2008
- Desember 2008
- Januari 2009
- Februari 2009
- Maret 2009
- April 2009
- Mei 2009
- Juni 2009
- Juli 2009
- Agustus 2009
- September 2009
- Oktober 2009
- November 2009
- Desember 2009
- Januari 2010
- Februari 2010
- Maret 2010
- April 2010
- Mei 2010
- Juni 2010
- Juli 2010
- Agustus 2010
- September 2010
- Oktober 2010
- Desember 2010
- Januari 2011
- Februari 2011
- Maret 2011
- April 2011
- Mei 2011
- Juni 2011
- Agustus 2011
- September 2011
- Oktober 2011
- November 2011
- Desember 2011
- Januari 2013
- Maret 2013
- Maret 2015
- Mei 2015
- Februari 2022
Egos&Temans
- alterpedia
- onemoretunes
- onie
- julie
- dwi
- carol
- jessie
- dian
- tyka
- vero
- panjul
- daru lak
- debbie
- rossalyn
- bayu
URL Lainnya
- titikoma | dead air | koil | andreas-h | enda-n | eka | kliping buku | hoax | saltum | DRS | biopsychiatry | jogja | pasarsolo | mediabersama | matabaca | ruangbaca | indymedia | youtube | indoprogress | popculture | kunci | endonesa | rumah kiri | marxist | NLR | marxists | burgomeister | manybooks | OBT | donlot youtube | sing365 | deviantart | songmeanings | imdb | britfilm | readprint | googlelit | gutenberg | links indo | digital books | books download | preterhuman | information | mininova | wikipedia | anarchopedia | uncyclopedia | stanford | myth | encyclopedia | alamat | teori | lit-teori | misshacker | awful | vtunnel | make up | tutorial | mandarjn | banner | colors | javascript | blogthings | archive | nguping | lentera
XML
0 Responses to “hasil afdruk”