gaze
Originally uploaded by mahardika asmara.
Hai,
Selain tidur pagi yang dibangunkan oleh guncangan alam, hari ini adalah hari ketiga aku menikmati fasilitas komputer di rumah. Memang ini bukan yang pertama kali, sebelum ini juga telah sering kakak iparku yang lain meminjami laptop, namun nampaknya aku lebih senang komputer yang ber CPU dan ber monitor seperti ini, ditambah dengan speaker lungsuran Oni beres sudah (meski sebelumnya aku agak ragu menuliskan ini jika mengingat komputer Oni yang di Jogja saat ini malah tidak berspeaker). Ini juga memang bukan komputer milik pribadiku, bahkan ini juga bukan komputer yang dibeli oleh penghuni rumah ini. Ini adalah komputer titipan kakak ipar karena di rumahnya saat ini sedang mengalami surplus komputer. Benda ini sendiri sama sekali bukan benda yang asing buatku, sebelum hari ini akupun sudah sering memakai mesin ini di rumah kakak ipar yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahku. Tapi bagaimanapun, suasana rumah telah membuat perbedaan besar sehingga akupun lebih merasa memilikinya sekarang.
Hal pertama yang kulakukan pada komputer ini adalah menggerojokkan semua data yang sebelumnya masih ada yang terpencar ke berbagai CD, flash disk atau di hard disk komputer lain. Itu untuk data. Untuk yang lainnya sejauh ini aku masih berusaha menahan diri. MP3 misalnya, sekarang ini tercatat kapasitas MP3 yang sudah kumasukkan ke hard disk komputer ini adalah 1,94 GB ditambah dengan data lain, total data pribadiku sementara ini adalah 2,09 GB. Memang masih ada beberapa data non-MP3 yang belum kuambil di komputer-komputer lain yang biasa kupinjam sebelum hari ini. Tapi itu bisa dilakukan nanti. Lokasinya yang telah berada di teritoriku, di rumahku juga telah membuatku mulai berani menginstall satu games (Fruity Loops).
Keberadaan komputer di rumah serasa membuatku kedatangan penghuni baru. Waktuku pun makin banyak kuhabiskan duduk di depannya. Dari selama berjam-jam duduk itu pulalah aku menyadari bagaimana rasanya jadi lemari di ruangan ini, yang setiap hari menyaksikan kegiatan-kegiatan yang sama. Bedanya tentu saja bahwa aku bisa menilainya. Aku tak tahu mungkinkah ibu, sebagai satu-satunya yang tidak terpengaruh dengan keberadaan komputer ini, merasa bahwa benda ini telah menyita waktu anak-anaknya untuk berkomunikasi dengan manusia termasuk dirinya? Hal itu mulai kucurigai setelah menyadari bahwa ia sepertinya ingin menyaingi keasyikanku dengan teknologi. Berulangkali hilir mudik di ruangan tengah ini, menyetel TV, melihatnya selama 5 menit dan kemudian meninggalkannya dalam keadaan masih menyala, mematikannya, berulangkali hal yang sama ini terjadi. Atau mungkin memang itulah yang biasanya ia lakukan tiap hari, namun baru kali ini kusadari?
Aku cukup senang karena komputer ini ada menjelang bulan Juni yang merupakan bulan dimana aku sudah bisa mengajukan surat-surat lamaran seperti dulu. Demi masa depan dan pikiran yang lebih baik. Selain itu aku juga berharap bahwa aku bisa tetap memelihara semangat untuk menghasilkan karya-karya dari gagasan dan ide-ide baru yang belakangan lumayan sering muncul, kehadiran komputer ini tentu sangatlah membantu. Yang lain tentu saja agar keberadaan komputer ini bisa kupakai untuk menambah pemasukan. Semoga ada. Akhirnya, akupun hanya bisa mengucapkan: “Selamat datang teknologi, mampirlah yang lama!”
0 Responses to “mesin ini berkomunikasi”