perjalanan lalat hijau

LALAT HIJAU, sebuah catatan perjalanan untuk beberapa waktunya ke depan


Catatan Nyaris Seminggu #3


collabo
Originally uploaded by lalat hijau.

Gubeng, 15 Desember, di atas jam 22.00

Kereta biasanya memang terlambat tapi aku rasa makin lama keterlambatannya makin parah. Setelah dari Madiun tadi, aku banyak mencium bau seperti lumpur atau rawa-rawa serta aroma obat oles yang dulu dipakai oleh ayahku untuk melangsingkan perutnya.

Gubeng masih ada bandnya. Bahkan kali ini ada vokalis wanitanya, tentu saja dengan musik yang melodinya slow atau paling ramai adalah lagunya Koes Plus. Aku berpikir tidak akan nyaman jika nanti makan malam di luar dengan membawa tas sebesar ini. Aku juga menebak mestinya Djohan sudah makan malam di jam segini. Tak akan nyaman jika hanya makan sendiri saja. Aku memutuskan makan di stasiun saja. Sebuah kafe kecil dengan harga menu yang mahal-mahal meski biasa saja. Tak apalah. Walau hanya berjarak tak lebih dari 10 meter dan tanpa sekat, musik live di luar nyaris tidak kedengaran dari sini. Kalah dengan volume televisi yang dipasang keras-keras karena menayangkan kolaborasi antara Ungu dan Naff. Pernah baca komentar dari Skin (ex Skunk Anansie) tentang kolaborasi? Dia mengatakan bahwa hanya orang (atau industri musik dan pers) Amerika saja yang tergila-gila dengan kolaborasi. Kayaknya benar juga.

0 Responses to “Catatan Nyaris Seminggu #3”

Posting Komentar


Web This Blog


XML

Powered by Blogger

make money online blogger templates




Free chat widget @ ShoutMix

Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign
Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign!



© 2006 perjalanan lalat hijau | Blogger Templates by GeckoandFly.
blog ini berisi catatan, kenangan, keluhan, caci maki, khayalan, pengakuan, tiruan, dan hasil kopi paste
blog ini tidak ada hubungannya dengan lalatx atau padepokan silat tertentu, pengelola sebenarnya tidak suka warna ijo!