perjalanan lalat hijau

LALAT HIJAU, sebuah catatan perjalanan untuk beberapa waktunya ke depan


Catatan Nyaris Seminggu #4

Surabaya, rumah Djohan 15 – 16 Desember 2006

Rumah Djohan tidak banyak berubah, demikian pula kamarnya. Meskipun penghuninya adalah orang yang sangat sering berganti penampilan, mungkin lebih sering daripada Noordin M. Top. Malam itu kami hanya mengobrol soal beberapa hal, novel grafis, komik dan interpretasi dari beberapa lagu yang kubawa dan coba kusetel. Tentu saja juga soal pekerjaan, bahwa Djohan sempat bekerja meski tidak lama dan selain itu juga kabar-kabar setahun terakhir, tentang diri sendiri atau teman-teman.

Pagi

Bangun, sekitar jam 9 ke atas. Begitu aku bangun, Djohan segera menyalakan komputer dan menyetel lagu-lagunya. Untuk beberapa lama tidak ada pembicaraan. Siang hingga sore kami tidak kemana-mana karena ternyata memang itulah kegiatan yang lebih banyak dilakukan Djohan saat ini. Siang hari ia jarang kemana-mana, di rumah saja, menggambar (gambarnya cukup bagus-bagus), main gitar dan membaca dsb. Hanya malam hari saja ia pergi, kencan atau acara lainnya. Mungkin kalau tak salah ingat, acaraku waktu menganggur dulu juga tak jauh beda, bahkan lebih tidak bervariasi.

Seusai mandi dan makan di rumah. Djohan sibuk mencari nada-nada dengan gitarnya, aku hanya berbaring di kasur, membaca sambil juga menikmati live show campur komputer itu. Semakin baik dan makin halus kok rekaman musik-musik yang ia buat. Kadang juga ngobrol sedikit, mentransfer beberapa MP3 ku untuk nanti ditukar dengan koleksi MP3 nya yang lebih banyak dan lebih susah dicari.

Siang itu berakhir dengan puluhan lagu metal (yang sudah tidak jelas si vokalis ngomong apa). Dengan diiringi erangan dan gerutuan As I Lay Dying dsb itu Djohan malah ketiduran. Dan tanpa sadar, aku juga mulai mengantuk mendengarkan musik seperti itu. Hanya setengah jam karena jam sudah menunjukkan lebih dari pukul lima sore.

Sudah sepakat dengan Aria agar dia menjemputku di depan Sogo saja. Djohan yang kebetulan akan memenuhi panggilan tugas kencan mengantarkan aku ke sana. Di mobil Aria, perjalanan berangkat masih cukup banyak diwarnai pembicaraan seputar kabar-kabar dan sebagainya tapi tidak di perjalanan pulangnya. Sebenarnya, sedari dulu kami memang tidak banyak bahan obrolan kalau hanya berdua saja. Aria aku rasa memang sebenarnya tergolong cukup pendiam.

0 Responses to “Catatan Nyaris Seminggu #4”

Posting Komentar


Web This Blog


XML

Powered by Blogger

make money online blogger templates




Free chat widget @ ShoutMix

Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign
Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign!



© 2006 perjalanan lalat hijau | Blogger Templates by GeckoandFly.
blog ini berisi catatan, kenangan, keluhan, caci maki, khayalan, pengakuan, tiruan, dan hasil kopi paste
blog ini tidak ada hubungannya dengan lalatx atau padepokan silat tertentu, pengelola sebenarnya tidak suka warna ijo!