Published by ary
on Sabtu, 10 November 2007 at 8:35 PM.
Aku ingat kau selalu berkata jika mendung membuatmu sedih, meski tidak untuk hujan. Kau juga berkata bahwa gelap membuatmu muram, meski tidurmu akan lebih nyenyak. Tapi apakah yang membuatmu senang? Aku ingat kau senang melihat pepohonan. Kau juga selalu gembira setiap aku membawamu melewati jalanan sepi dengan rumah-rumah besar yang lengang itu. Di belakang punggungku kau lantas akan bernyanyi. Terkadang aku pun mencoba bernyanyi walau tak yakin kau akan mendengar atau mengerti lagu apa yang kudendangkan. Dan tanganmu di punggungku. Dan kulihat bayangan wajahmu di kaca, kau tersenyum setiap menyadari betapa asyik aku memandanginya. Aku lalu mencoba menggoda dengan mimik-mimik konyol yang bahkan tak akan kuperagakan di depan cermin saat aku sedang sendiri.
Tidakkah mengherankan jika tiga minggu yang membuat pepohonan menjadi begitu basah kali ini justru membuatku lebih gembira? Aku lihat sepertinya kau juga. Bahkan kita tahu jika langit kadang terpaksa mengalah, diberikannya kita cerah. Jalanan malam kota ini memang masih akan selalu gelap, tapi kau jangan mengantuk dulu. Mari membuat rencana. Kau tahu film tentang dua puluh kisah cinta yang tak mau diputar di komputerku itu? Tampaknya hal itu tak begitu lagi membuat kecewa. Mari, kita saja yang membuat seribu atau sejuta kisah tentang hari-hari penuh cinta. Tak apa jika kau masih tak ingin ada yang menontonnya. Kita tonton saja berdua. Aku akan mencetak dulu tiketnya. Kau pikirkan bagaimana gambar posternya.
Halah.. halah..
Label: gelap, hujan, jalan, pohon
Halo lalat hijau saya suka dengan blog anda. Kalau anda ada waktu kunjungi blog saya dan kalau sudi heheh..tinggalin komentar...