perjalanan lalat hijau

LALAT HIJAU, sebuah catatan perjalanan untuk beberapa waktunya ke depan


Panduan Saya Kalau Akan Memilih Film

Sudah lama tidak nonton film karena berbagai alasan bikin saya memang agak ketinggalan dengan info-info, apalagi pengalaman nonton. Tapi, sebenarnya selain karena kendala waktu dan sumber daya, saya juga sudah beberapa bulan agak malas nonton film karena jujur saja agak bosan dengan tema film yang saya tahu dan bisa saya akses (lewat rental atau lewat temen yang mendownload dan mensharenya di kantornya). Terakhir kali saya nonton film adalah.. err.. kemarin malam :P Saya nonton dua film yg sudah lama ngendon di laptop saya, yaitu Book of Eli dan Shutter Island. Kesan saya adalah kedua film itu masih kurang memuaskan. Yang agak terpuaskan justru adalah aksi Eli yang tidak kunjung terkalahkan (hehe.. kenapa saya justru suka, nanti penjelasannya). Tapi, twist ending dari kedua film itu agak.. ya begitulah. Yang Book of Eli tidak masuk akal, sedangkan yang Shutter Island sudah jadi klise. Nah, apa yang bikin saya bersemangat dan tidak bersemangat nonton film ada beberapa, di antaranya adalah berikut ini.
18 JENIS FILM YANG TERTARIK SAYA LIHAT
1. Saya tidak tahu bagaimana mendefinisikan film-film drama macam Before Sunrise, Before Sunset, Lost in Translation, Great Expectation. Tapi, intinya filmnya adalah jenis drama romance tapi agak keeropa-eropaan, realistis (mungkin GE agak tidak realistis, tapi tetap saja saya masukkan ke sini), dan pemerannya "menggemaskan" (tapi yang dewasa kayak Gwyneth Paltrow, Julie Delpy, Scarlett Johansonn, bukan yang macam Megan Fox begitu), ada seni-seninya (siapa yang tidak suka dengan karya gambar di GE?) dan setting gambarnya bagus.
2. Film gangster ala Quentin Tarantino dan Guy Ritchie. Tema film-film macam Pulp Fiction, Rocknrolla, Snatch, Lock Stock Two Smoking Barrells, Reservoir Dogs, True Romance, adalah sama: pelanduk di tengah pertarungan dua gajah, dan pelanduknya yang menang. Meski kadang agak bosan, tapi kalau ada yang begituan lagi saya tetap mau menonton. Tapi, beberapa film ganster meski bukan karya kedua sutradara itu juga ada yang lumayan bagus, misalnya Scarface.
3. Film tentang alam pikiran. Seperti misalnya Being John Malkovich, Eternal Sunshine in Spotless Mind, Adaptation, semuanya Charlie Kauffman ya? Kalau begitu saya tambahi The Machinist, The Jacket. Kalau Inception saya belum nonton sih.
4. Film yang diangkat dari karya sastra (terutama yang sastrawan kiri). Meski saya agak ngantuk waktu nonton Love in Time of Cholera (alasannya nanti saya beritahu), tapi kalau film seperti Unbearable Lightness of Being, Kite Runner (yang ini tidak tahu kiri, kanan, timur, utaranya), Clockwork Orange, In the Name of Rose saya jelas suka. Saya sekarang menunggu Blindness.
5. Film perang Vietnam. Bukan Rambo tentu saja, tapi perang Vietnam yang dibuat oleh orang yang anti perang. Kalau soal ini tidak bisa lepas dari nama Oliver Stone. Platoon, Full Metal Jacket, Apocalypse Now, atau juga Born ifn Forth of July adalah film yang semua pasti setuju kalau bagus.
6. Film mafia Hongkong tahun 80-90an. Kalau ada yang dibikin baru-barusan saya tidak akan terlalu tertarik rasanya. Inilah yang harusnya pantas disebut film nonton Cino Ngamuk hehehe... Yang termasuk di sini adalah macam A Better Tommorow dan Young and Dangerous beserta sekuel-sekuelnya, atau film-film yang dibintangi Chow Yun Fat, Ti Lung, Shing Fui-On, Ng Chi Hung, Roy Cheung, Kenneth Tsang yang ceritanya biasanya tentang mafia yang mau tobat tapi terpaksa balik jadi mafia lagi, balas dendam, dan terakhir pasti ada banyak-banyakan pengikut selalu bikin saya suka. Buktinya Tarantino pun sampai meniru. Dan inilah salah satu alasan saya suka si Eli yang tak terkalahkan, menurut saya dia mafia Hong Kong banget gitu.
7. Film tentang orang gila. Misalnya Fight Club, He Loves Me He Loves Me Not atau boleh juga I Am Sam (bukan gila). Nah, seharusnya Shutter Island saya suka kan? Tapi, penjelasan saya kurang suka ada di bagian nanti.
8. Film tentang sosok atau komunitas yang keren. Capote, Basquiat, The Doors, The Hours, 24 Hours Party People, Motorcycle Diaries, American Splendor, bikin saya semangat karena saya juga suka dengan tokoh yang diangkat itu. Sedangkan yang komunitas misalnya This is England, Trainspotting, dll.
9. Film yang alur atau sinematografinya diacak-acak. Ya, kalau yang alur tentu sudah tahu, film macam Memento, Irreversible, atau yang alurnya sambung menyambung macam Amelie, sedangkan yang sinematografi misalnya Natural Born Killers dan Kill Bill.
10. Film yang tidak masuk akal sekalian (tapi serius). Film tentang perjalanan waktu (mis: Time Traveller's Wife, 12 Monkeys) atau tentang waktu lainnya, macam Run Lola Run dan Curious Case of Benjamin Button atau yang seperti Inglorious Basterds adalah contohnya.
11. Film sehari dua hari. Mungkin termasuk di sini road movie (Y Tu Mama Tambien, Little Miss Sunshine), atau juga termasuk Sideways dan Dog Day Afternoon. Lebih bagus lagi kalau seperti Before Sunset. Asal yang drama loh.
12. Film yang terpisah-pisah. Paris Je'T Aime dan New York I Love U mungkin ekstremnya. Tapi, yang lain misalnya Babel, Crash, atau juga Love Actually.
13. Film komedi yang bukan tentang percintaan dan slapstick. Death in a Funeral (yang versi Inggris) Forrest Gump, dan Life is Beautiful, contohnya. Slapstick pengecualiannya adalah A Fish Called Wanda.
14. Film tentang kematian. Entah film tentang orang yang mau mati (Bucketlist, yang lain lupa) atau yang tentang kehidupan sesudah kematian (Sixth Sense, The Others) yang mungkin bagi sebagian orang disebut film hantu, tapi bagi saya tidak juga.
15. Film tentang penjara. Shawshank Redemption, Prison on Fire (film Hong Kong) bahkan Undisputed pun saya menikmatinya.
16. Film tentang akal-akalan. Ocean Eleven (Twelve masih oke, tapi Thirteen sudah membosankan), Catch Me if You Can, Burn after Reading, termasuk juga No Country for Old Men, Fugitive, dan semacam itu juga cukup menghibur. Beberapa film tentang pengadilan (asal bukan yang karya Grisham) saya juga cukup menikmatinya.
17. Film sejarah politik modern. Yang ini bukan film perang dan bedakan juga dengan film propaganda macam The Year of Living Dangerously. Film yang termasuk bagus seperti Last Emperor dan JFK.
18. Film dengan jajaran award di kovernya. Meski sekarang penilaian seperti ini sudah agak saya kurangi karena sering kali yang dijajar adalah termasuk karena film itu masuk nominasi (bukan juara) di festival yang kurang terdengar gaungnya. Kalau nominasi apalagi juaranya di Cannes, Toronto atau Sundance atau (kadang) Oscar itu yang poinnya besar.
10 JENIS FILM YANG TIDAK TERTARIK SAYA LIHAT
1. Film bersetting zaman Victorian. Dengan pria memakai wig dan perempuan memakai gaun besar-besar, saya terus terang sudah mengantuk duluan. Ini salah satunya ya Love in the Time of Cholera, sekalipun itu diangkat dari karya Marquez.
2. Film tentara perang dunia. Entah kenapa kalau tentang tentara, saya tidak suka yang setting di Perang Dunia II atau I. Saya tegaskan lagi, ini khusus untuk yang tentang tentara (mis: Saving Private Ryan, Band of Brothers) dan bukan dari segi rakyatnya (mis: Pianist, Malena, The Reader). Kalo yang jenis terakhir saya masih suka meski tidak saya masukkan ke daftar jenis yang saya suka.
3. Film futuristik. Macam the Matrix, Johnny Mnemonic, bikin saya bosan seperti halnya film Victorian.
4. Film post-apocalypse. Dalam hal ini adalah yang settingnya di padang gurun tandus (Mad Max) atau tempat-tempat membosankan lainnya (di laut: Waterworld). Book of Eli dan 12 Monkeys masih bisa lolos karena beberapa hal.
5. Film tentang bom. Kisah tentang para penjinak bom, seperti Speed, Die Hard, tidak tahu kenapa saya merasa bom itu kurang seru saja.
6. Film olahraga. Memang, ada juga yang suka seperti Any Given Sunday. Tapi, karena menurut saya menyaksikan pertandingan olahraga yang sebenarnya (bukn film) sudah seperti ada drama tersendiri, maka film tentang olahraga sering kali kalah.
7. Film tentang gay. Saya bukannya homophobic, tapi film-film pengadvokasi kaum homoseksual rasanya sudah terlalu banyak meski saya suka Boys Dont Cry, atau juga Capote.
8. Film alien. Yang jenisnya seperti Alien (meski film ini juga sangat berpengaruh karena orang sekarang jadi menyebut makhluk luar angkasa sebagai alien) terutama adalah yang tidak saya suka karena settingnya cuma di pesawat. Yang lain, misalnya Knowing atau The Sign, masih mendinganlah. Kalau yang komedi macam Evolution dan Koi Mil Gaya, dan Men In Black? No Comment!
9. Film yang kovernya bergambar orang membawa/mengacungkan pistol. Kalau di rental saya lihat kover seperti ini saya sudah ilfil dulu, padahal kadang ada juga yang bagus.
10. Film yang dari awal ke belakang yang berbicara cuma dua atau tiga orang. Pengecualian mungkin Before Sunset. Sedangkan contoh yang tidak suka adalah Antichrist dan yang lain lupa.
11 NAMA PEMERAN YANG BIKIN SAYA TERTARIK
1. Brad Pitt. Sudah pernah saya kemukakan sebelumnya. Rupanya selera yang dipilih Brad Pitt cukup sesuai dengan selera saya.
2. Michael Madsen. Ini dia spesialis orang jahat tapi juga ada sisi baik hatinya. Kebetulan juga ia langganan bermain di filmnya Tarantino sehingga saya agak bias dan menganggapnya salah satu jaminan meski sepertinya ia jarang jadi pemeran utama.
3. Bruce Willis. Yeah, memang Die Hard dan Armageddon itu penuh klise, Expendables juga tak jelas, tapi film-film Willis sebagian bagus. Ekspresi wajahnya yang seperti orang menderita bahkan agak kayak orang stroke (bukan wajah menantang seperti Stallone dan Arnold) itu yang bikin Willis tidak seperti bintang film action ledak-ledakan.
4. Morgan Freeman. Sebenarnya yang satu ini karakternya juga begitu-begitu saja, orang tua yang banyak makan asam garam, atau yang sudah mau pensiun, tapi nada suaranya yang mantap itu bikin senang mendengarkannya.
5. Uma Thurman. Yang ini juga kadang bermain di film pasaran macam Batman atau My Super Ex Girlfriend, tapi wajah dinginnya bikin penasaran melihat dia bermain jadi apa lagi kali ini.
6. Audrey Tautou. Sejak nonton Amelie, saya lalu melihat A Very Long Engagement, He Loves Me He Loves Me Not, Dirty Pretty Things, God is Great I Am Not, dan Russian Dolls, dan saya tidak pernah kecewa. Tapi, saya mulai takut juga kalau kecewa.
7. Ng Chi Hung. Sebenarnya nama ini cuma salah satu contoh saja. Yang paling menarik dari film mafia Hongkong memang bagi saya adalah karakter penjahatnya. Rasanya mereka benar-benar jahat. Ng Chi Hung ini adalah salah satu yang selalu jadi penjahat (tapi belum tentu dia jahat, karena kadang dia juga membantu protagonisnya). Entah tatonya betulan atau bukan, tapi wajahnya memang seperti bos judi buntut.
8. Gary Oldman. Orang ini wajahnya sebenarnya tidak terlalu saya hafal. Wajahnya sering berubah-ubah. Tapi namanya kondang sebagai penjahat yang bagus meski beberapa filmnya juga ada yang jelek. Selain dia, Benicio del Toro, Anthony Hopkins atau Jack Nicholson juga mirip (wajah penjahat) meski kadang juga memainkan peran protagonis.
9. Gael Garcia Bernal. Nah, kalo soal film-film berbau Amerika Latin (tapi ada juga film Prancis yang dibintanginya, Science of Sleep), saya selalu menjumpai nama ini. Yah, bagaimana lagi?
10. Sean Penn. Biasanya, aktor yang bisa jadi sutradara itu jenius. Apalagi kalau dia terjun di politik dan menyuarakan yang benar. Salah satunya Sean Penn ini. Waktu sebagai aktor dia beberapa kali memilih film yang bagus (I Am Sam, Mystic River) yang membedakan dia (mungkin) dengan Clint Eastwood (yang lebih saya sukai karyanya sebagai sutradara), dan sebagai sutradara dia juga mengarahkan film yang bagus (Into the Wild).
11. Monica Belluci. Hmm..
11 NAMA PEMERAN YANG BIKIN SAYA TIDAK TERTARIK
1. Leonardo di Caprio. Inilah alasan saya tidak terlalu suka dengan Shutter Island dan kurang semangat melihat Inception. Meski dia sekarang sudah makin tua dan film-filmnya sebenarnya juga bagus (The Beach dan Catch Me if U Can bagus), tapi saya masih selalu terbayang si Leo di Growing Pains dan Titanic yang seperti teenage idol.
2. Sigourney Weaver. Yang ini juga. Saya masih selalu ingat dia sebagai pemeran film yang tidak saya suka (Alien). Jadilah dia terstigmakan dengan semena-mena.
3. Jack Black. Enuff said. Konyol dan kebanyakan main di film tidak bermutu (meski saya suka High Fidelity dan King Kong).
4. Angelina Jolie. Sejauh ini, film-film Jolie kebanyakan tidak masuk kualifikasi saya, dan itu secara nanggung (maksudnya bukan karena jelek-jelek banget). Jadi, maafkan mungkin kamu harus meniru Brad Pitt.
5. Robin Williams. Dead Poets Society itu sebenarnya bagus, tapi kalau saja aktornya bukan Williams mungkin saya bisa lebih menganggapnya serius. Meski demikian, One Hour Photos cukup baik tapi sekali lagi dia tidak bisa menghilangkan wajah nyengir yang saya benci itu.
6. Tom Cruise. Si cebol ini meski pernah main di film bagus seperti Vannila Sky dan Born in Fourth of July tapi bagi saya gerak-geriknya tidak enak dilihat. Kalau saja dia dari dulu tidak main di film action, mungkin saja dia bisa masuk ke daftar di atas.
7. Ashton Kutcher. Oh, rasanya akan selalu sulit tertarik menonton film yang ada nama orang ini (biarpun judul Butterfly Effect sepertinya menarik, tapi gara-gara yang main dia maka saya yakin filmnya jelek)
8. Matt Damon. Film-film Bourne dan tampangnya yang seperti Wayne Rooney bikin saya selalu berpikir beberapa kali dan mengecek beberapa situs film dulu sebelum memutuskan memilih menonton film yang dibintanginya.
9. Cameron Diaz. Dia main di Any Given Sunday, Being John Malkovich dan Vanilla Sky, tapi yang saya ingat dia lebih identik dengan There's Something about Mary dan the Mask
10. Sandra Bullock. Saya belum juga tertarik nonton Blindside karena dia. Memang kabarnya Bullock sendiri mengeluh dia selalu cuma main di film-film hiburan dangkal, tapi saya termasuk yang masih mengidentikkan dia seperti itu. Cuma satu film tidak cukup buat pembuktian ya Bu San.
11. Will Smith. Tidak suka kecuali dia memainkan peran yang jauh berbeda dari biasanya (good try di film Ali, misalnya) dan tidak berpasangan dengan orang-orang negro yang selalu ceritanya begitu-begitu saja.
Memang masih banyak nama pemeran lain yang saat ini saya tidak ingat. Beberapa mungkin juga bisa jadi jaminan saya bakal memilih atau tidak memilih film yang dibintanginya. Tapi, beberapa hal di atas adalah yang biasanya jadi pertimbangan saya, taruh kata kalau sedang memilih-milih film di rental.

Label:

Klik sini buat yang penasaran lanjutannya...


Web This Blog


XML

Powered by Blogger

make money online blogger templates




Free chat widget @ ShoutMix

Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign
Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign!



© 2006 perjalanan lalat hijau | Blogger Templates by GeckoandFly.
blog ini berisi catatan, kenangan, keluhan, caci maki, khayalan, pengakuan, tiruan, dan hasil kopi paste
blog ini tidak ada hubungannya dengan lalatx atau padepokan silat tertentu, pengelola sebenarnya tidak suka warna ijo!