Hari ini hari terakhir meski bukan pagi terakhir di Surabaya, kemarin aku sudah membeli tiket pulang untuk besok pagi. Sengaja pilih pagi agar bisa sampai di Solo siang hari sehingga aku dapat beristirahat lebih lama sebelum kembali masuk kantor sementaraku. Hari ini aku memilih untuk tidak pergi kemana-mana saja meski tadi sempat ingin pergi naik bus ke perpustakaan Petra saja. Tapi badanku masih seperti habis fitness ditambah pergerakan tubuhku yang begitu lambat ini nampaknya akan dapat membuat siang dan bahkan sore atau malam hari ini akan terasa berlalu begitu cepat. Masalah kecil masih pada baterai hape yang kali ini benar-benar sudah mampus sebelum aku sempat membaca sms yang masuk. Masalah besar ada pada nilai nol dan buang-buang duit selama hampir seminggu di kota ini. Cukup mengeluhnya. Mungkin aku tidak akan mengunjungi kota ini lagi sampai waktu yang lumayan lama. Kecuali jika ada undangan pernikahan atau malah lelayu atau karena ajakan. Tapi jika inisiatif sendiri, rasanya tidak dulu.
Sejujurnya selama ini niatku ke Surabaya tak lebih karena merindukan melihat tempat-tempat, orang-orang atau perilaku yang menjadi pemandangan sehari-hari selama lebih dari 5 tahun yang begitu penuh sejarah, setidaknya untuk usiaku saat ini. Ya, aku memang jarang bepergian dan jarang bertemu banyak orang sebelumnya. Itu alasan lain yang membuat aku demikian sentimentil. Tapi rupanya tetap tidak bisa. 5 tahun lebih beberapa bulan masih kalah jauh dibandingkan masa puluhan tahun meskipun yang kedua ini tidak aku sukai. Dan mungkin aku sudah termakan bualanku sendiri tentang filsafat pelancong. Aku kira bagian-bagian diriku yang ada di Solo makin lama makin kuat. Bukan homesick tapi kegentaran akan tempat-tempat baru. Hanya mereka yang benar-benar kuat (salah satu yang aku kenal boleh kusebut Muhaimin) yang bisa mengatasinya. Itulah satu hal yang membuatku kagum padanya.Benar-benar bisa melawan kemapanan meski sudah menikah dan berkeluarga. Aku ngelantur kemana-mana, dan kupikir aku juga tak tahu banyak soal perasaan Muhaimin yang sebenarnya.
20 desember 2006, 13.30 ke atas
0 Responses to “Catatan Nyaris Seminggu #13”