perjalanan lalat hijau

LALAT HIJAU, sebuah catatan perjalanan untuk beberapa waktunya ke depan


Catatan Nyaris Seminggu #9


intimidate
Originally uploaded by lalat hijau.

18 Desember 2006

Beberapa mal, beberapa bus, beberapa angkot, beberapa becak dan beberapa lorong (aku belum menemukan kata yang tepat selain lorong), di situ tatapan mata harus diatur dan disesuaikan. Tak bisa (atau tak berani) aku menatap siapapun saat berjalan di lorong-lorong trotoar Wonokromo. Mungkin ada baiknya Togamas di DTC sudah tutup jam 18.00 sebelum aku sempat masuk ke dalam, sebab jika tidak, aku mungkin akan menyusuri lorong-lorong itu di jam 21.00. Entah cerita-cerita dan kabar-kabar tentang daerah itu nyata atau tidak, setidaknya aku mempercayainya. Sedangkan di mal, justru sebaliknya. Sedapat mungkin beradu tatapan mata.

Tapi apa mal atau pusat perbelanjaan (atau perdagangan) yang sok Jepang, sok Hong Kong atau sok Singapore itu tetap menentukan. Kau boleh tidak rasis. Tapi rasisme dan stereotype tetap sulit sekali dilenyapkan karena akan ada bahaya lain jika hal itu lenyap. Bayangkan jika ada orang menganggap bahwa segala jenis manusia di bumi ini tidak ada ciri khasnya, itu ahistoris kan? Yang penting adalah mengeliminir sebanyak mungkin yang negative dan memiliki semangat mendobrak segala stereotype yang melekat di diri, kaum, etnis atau bangsa kita. Menurutku begitu.

0 Responses to “Catatan Nyaris Seminggu #9”

Posting Komentar


Web This Blog


XML

Powered by Blogger

make money online blogger templates




Free chat widget @ ShoutMix

Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign
Join the Blue Ribbon Online Free Speech Campaign!



© 2006 perjalanan lalat hijau | Blogger Templates by GeckoandFly.
blog ini berisi catatan, kenangan, keluhan, caci maki, khayalan, pengakuan, tiruan, dan hasil kopi paste
blog ini tidak ada hubungannya dengan lalatx atau padepokan silat tertentu, pengelola sebenarnya tidak suka warna ijo!